Senin, 18 Februari 2019

LAGI-LAGI MAHASISWA STAI-MU TANJUNGPINANG GUNCANGKAN KOLONG LANGIT PROVINSI KEPRI.



Tanjungpinang. Mahasiswa Semester 6 STAI Miftahul Ulum Rudi Iswanto Lagi-lagi Melaksanakan ide berfikir kreatif dan kritisnya terhadap negeri ini. Rudi beserta Rekan panitianya sukses melaksanakn pelatihan BINTAL JUANG PANCASILA SMA/SMK SE-PROVINSI  KEPRI Dengan tema BINA MENTAL JUANG PANCASILA KOBARKAN SEMANGAT KEBANGSAAN DI DALAM JIWA RAGA PEMUDA PEMUDI INDONESIA  di Asrama Haji Batam 16-17 februari 2019 
(18/2/2019).



Rudi Sebagai Kabid. Pembinaan, Pendidikan Pelatihan dan Kaderisasi di dalam PCTA-KEPRI di bawah Naungan Pejabat Perwakilan KEMENTERIAN PERTAHANAN RI di KEPRI BRIGJEND. Andarias Pong Bija dan KOLONEL LAUT (kh)  M. Napitupulu, juga sebagai KETUA UMUM KBI-KEPRI di bawah naungan Jendral Polisi Prof. M. Tito Karnavian M. A., Ph. D dan Denny JA. Ph.D Ketua Umum AKPI (Asosiasi Konsultan Politik Indonesia) (2009 - sekarang) tokoh media sosial yang aktif di media sosial dan aktif menulis dengan tema seputar sosial, politik di Indonesia. 

Acara tersebut juga dihadiri oleh SUPERVISOR dari JAKARTA yaitu Bpk. Elza Peldi Taher dan PARTNER LOKAL KBI-KEPRI Bpk. Muhith M. Ag. Tepatnya tadi pagi pukul 08.00 - 09.00 wib Mahasiswa STAI-MU Rudi Iswanto kembali ke Tanjungpinang Sebagai Narasumber untuk dialog interaktif di RRI PRO 1 TPI bersama Pembawa acara Agus Santika.


 Tema yang diangkat Saat ini, Pancasila  di Tinggikan atau di Tinggalkan?, dengan Narasumber Pejabat PKP KEMENTERIAN PERTAHANAN RI PROVINSI KEPRI Kolonel laut (kh) M. Napitupulu. 

Narasumber dari PENGAWAS PENDIDIKAN SMA SMK SE-PROVINSI KEPRI yaitu bapak Drs. H. Syamsul Bahri M. Pd. Dialog tersebut di dengarkan baik di INDONESIA, SINGAPURA dan MALAYSIA. 

Rudi mengatakan bahwa "pancasila menurut pandangan generasi milenial saat ini cukup mengkhawatirkan,  data dan fakta berbicara. Hasil survei LSI Juli 2018 melaporkan dalam waktu 13 tahun warga yang mendukung pancasila menurun sekitar 10%. Sementara dalam waktu yang sama, warga yang mendukung NKRI bersyariah naik sekitar 9%. Maka penurunan 0,1 % saja dapat memicu timbulnya insan anti pancasilais. Kenyataan hari ini, Teknologi komunikasi dan informasi telah mengubah perang konvensional menjadi perang modern dengan menggunakan teknologi, media massa, internet (cyber war). Sasarannya jelas yaitu ketahanan ekonomi, pertahanan dan keamanan, budaya, ideologi, lingkungan, politik, karakter, dll".

Dalam hal ini kita harus ambil andil dalam perang tersebut dengan MEMBUMIKAN PANCASILA DI KOLONG LANGIT INDONESIA INI DENGAN LEBIH KREATIF lagi AGAR IBU PERTIWI YANG SEDANG BERSUSAH HATI DAPAT TERSENYUM INDAH KEMBALI. 

0 comments:

Posting Komentar

Terbaru

MAHASISWA STAI MU DONOR DARAH

Mahasiswa STAI MU Donor   Resimen Mahasiswa (MENWA) satuan 059/Laksemane Bentan Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Sultan Abdurrahman...